Donald "Pee Wee" Gaskins adalah salah seorang pembunuh tersadis dalam
sejarah. Tercatat kurang lebih 100 kasus pembunuhan dilakukan olehnya.
Tapi bukan itu pembahasan kita sekarang. Dengan mengambil nama Pee Wee
Gaskins, sebuah band salah Jakarta mencoba mencari arti filosofis dari
nama band mereka. Pee Wee, yang berarti kecil, tapi bisa mempunyai
kemampuan di atas rata-rata. Dan band yang merasa masih kecil ini
berharap bisa menjadi besar, tapi tentu saja bukan dengan cara membunuh.
Inilah
mereka, Pee Wee Gaskins! Band yang dimotori oleh Dochi
(gitar&vokal), Sansan (gitar&vokal), Omo (synthesizer), Aldy
(drum), Eye (bass) ini baru saja mengeluarkan album kedua mereka.
Setelah sukses dengan album sebelumnya, Stories From Out Highschool
Years di tahun 2000, kini mereka punya senjata baru. Berbekal nama The
Sophomore, album ini sangat terasa penuh semangat. Tengok langsung lagu
andalan di track no 2 yang berjudul Welcoming The Sophomore. Nuansa
remaja terasa kental di lagu berbahasa inggris ini, teriakan ala
cheerleader bersahut-sahutan dengan beat penuh semangat dan
bunyi-bunyian synthesizer. Bangun siang, buka jendela kamarmu, cuci
muka, segera berangkat ke kampus, dan tinggalkan kamar berantakanmu itu.
Seolah itulah gambaran suasana lagu ini. Penuh semangat untuk menyambut
yang akan datang. Selanjutnya menunggu anda, Di Balik Hari Esok,
lagi-lagi lagu penuh semangat. Coba intip liriknya,
Kunyalakan tv dan tenggelamku di layar kaca
Membawaku kembali pada waktu itu
Ciuman pertama yang kau rasa
Semua berlalu tanpa terasa
Vokal
bersahutan dan saling mengisi memang menjadi warna khas Pee Wee
Gaskins. Part gitar yang padat dan penggunaan bebunyian synthesizer yang
catchy menjadi ramuan yang sangat segar. Tatiana dan Berdiri Terinjak
adalah 2 lagu dari album perdana mereka. Khusus untuk Berdiri Terinjak,
mereka menggandeng Saski, penyanyi remaja yang juga baru menanjakan
karirnya kembali. Pemilihan yang tepat, karena suara vokal Saski
terdengar sangat pas dipadukan dengan musik yang diusung gerombolan anak
muda ini.
Dengan total 13 track, terdiri dari sebuah intro, 8
lagu berbahasa inggris, 4 lagu berbahasa indonesia, anda juga bisa
menemukan sedikit part akustik dari lagu Di Balik Hari Esok yang
disembunyikan oleh mereka. Kurang? Coba cek sleeve albumnya. Selain
sedikit masalah pada ukuran font penulisan liriknya yang terlalu kecil,
rasanya tidak ada masalah serius. Bahakan DW menilai sleeve album ini
cukup unik. Warna kuning dan oranye mendominasi, dengan gambar seorang
pria berkacamata dan memegang buku, berdiri diatas tumpukan barang dan
menatap mentari terbit.
No comments:
Post a Comment